Irritable bowel
syndrome (IBS) adalah sekelompok gejala iritasi usus besar yang umum terjadi
dalam waktu bersamaan (Healthline).
Beberapa gejalanya dapat berupa sakit atau kram perut yang berulang, kembung,
diare, ataupun sembelit. Kondisi ini dapat ditanggung oleh berbagai asuransi kesehatan syariah maupun konvensional sehingga tidak perlu takut
untuk berobat ketika terkena IBS. Walaupun sudah di-cover tidak berarti, kita hanya pasrah akan penyakit yang sering
kali menimpa kaum wanita. Kita perlu tahu penyebab, faktor risiko, sampai cara
menangani irritable bowel syndrome.
Yuk, simak info lengkapnya di bawah ini!
Penyebab IBS
Dilansir dari Alodokter, hingga saat ini
peneliti medis masih belum mengetahui penyebab pasti irritable bowel syndrome. Meski demikian, beberapa hipotesis
utamanya punya kaitan dengan gangguan pada saluran cerna, termasuk pada
gangguan pergerakan dan kontraksi otot, gangguan pada sistem saraf, peradangan,
infeksi, hingga perubahan keseimbangan flora normal di usus.
Lalu mengapa IBS cenderung diderita oleh wanita? Menurut riset Tanja
Babich, seorang peneliti di Penn State Hershey College of Medicine, hal ini
diakibatkan oleh fitur terkait gender atau jenis kelamin di otak. Rupanya, sel
saraf yang mengontrol pergerakan makanan melalui usus pada wanita merespons
perintah otak lebih lambat daripada sel saraf pada pria. Alhasil,
gangguan-gangguan di saluran pencernaan lebih umum terjadi pada kaum wanita.
Faktor Risiko IBS
Seperti
yang sudah diulas di atas, jelas faktor risiko pertama IBS adalah berjenis
kelamin perempuan. Faktor-faktor risiko lainnya meliputi:
●
Berusia kurang dari 40 tahun;
●
Anggota keluarga memiliki riwayat
IBS;
●
Diare berat karena infeksi bakteri
atau virus pada saluran cerna;
●
Punya kebiasaan makan atau minum
dalam jumlah besar sekaligus;
●
Mengonsumsi susu dan produk susu,
buah yang asam, makanan mengandung gas seperti kol, gorengan, gula yang tak
dapat dicerna, juga kacang-kacangan;
●
Mengalami kondisi gangguan mental
tertentu, seperti kecemasan berlebihan, depresi, atau gangguan panik;
●
Mengalami perubahan hormonal,
termasuk menstruasi; dan
●
Menggunakan obat-obatan tertentu,
seperti antibiotik atau antidepresan.
Penanganan IBS
Meski tidak dapat menyembuhkan IBS sepenuhnya, secara garis besar ada
3 cara yang akan ditempuh oleh dokter untuk mengobatinya.
Cara pertama ialah meminta pasien untuk memodifikasi pola makan; entah
dengan menghindari, mengurangi, atau justru meningkatkan konsumsi jenis makanan
tertentu secara bertahap. Sebagai contoh, penderita yang mengalami perut
kembung perlu menghindari makanan yang mengandung gas, seperti kacang-kacangan,
kol, brokoli, atau permen karet.
Sementara penderita yang mengalami diare perlu mengurangi konsumsi
makanan tinggi serat, seperti gandum atau makanan tinggi gula. Sedangkan
penderita yang mengalami sembelit akan dianjurkan untuk mengonsumsi makanan
kaya serat, seperti buah tin, brokoli, atau apel.
Cara kedua adalah mengubah pola gaya hidup pasien. Ritme hidup
pengidap IBS yang perlu disesuaikan kembali ini bisa berupa pola tidur, pola
makan, sampai pola merawat kesehatan mental. Yang terakhir, atau cara ketiga,
adalah memberikan pasien obat-obatan sesuai gejala dan kondisi IBS yang dimilikinya.
Itulah dia ulasan tentang penyakit IBS. Bila artikel ini cukup
bermanfaat untuk Anda, jangan jadikan ia patokan kondisi Anda, ya. Sebab, Anda
tetap perlu mengunjungi dokter bila mengalami salah satu gejala atau kondisi di
atas untuk memeriksakan kondisi kesehatan Anda yang sesungguhnya. Semoga Anda
sehat selalu, ya.
Referensi: