Sebagai orang tua, memperhatikan masa pertumbuhan
pada anak merupakan tanggung jawab yang tidak bisa disepelekan. Memfasilitasi
serta mencukupi kebutuhan gizi pada anak tentunya harus memberikan yang
terbaik. Jangan sampai masa pertumbuhan anak menjadi terganggu dan mengalami
kelainan fungsi termasuk pertumbuhan tulang pada anak. Beberapa kasus ganguan
dan kelainan pada tulang dapat terjadi pada anak-anak tentunya pengobatan ini
harus hati-hati. Pengobatan yang tepat harus ditangani oleh klinik
ortopedi terbaik di jakarta. Pada
klinik ortopedi, dokter yang menangani sudah berpengalaman serta spesialis pada
penyakit tulang. Lalu apa saja kelainan tulang pada anak yang harus diwaspadai?
Berikut penjelasannya
1. Rakhitis
Penyakit pertama kelainan
tulang pada anak ialah rakhitis. Rakhitis merupakan kelainan yang menyebabkan
tulang anak lemah dan rapuh. Anak dengan rakhitis mungkin memiliki tulang yang
lemah dan lunak, pertumbuhan terhambat, dan, dalam kasus yang parah, kelainan
bentuk tulang. Rakhitis disebabkan oleh kekurangan vitamin D, kalsium, atau
fosfat. Nutrisi ini penting untuk perkembangan tulang yang kuat dan sehat.
Namun tidak tertutup kemungkinan Rakhitis juga diwarisi oleh keturunan. Rakitis
melembutkan area jaringan yang tumbuh di pelat pertumbuhan, rakitis dapat
menyebabkan kelainan bentuk tulang seperti kaki tertekuk, proyeksi tulang dada
dan pergelangan tangan dan pergelangan kaki menebal. Rakhitis paling umum
terjadi pada anak-anak yang berusia antara 6 dan 36 bulan. Anak-anak berada
pada risiko paling tinggi dari rakhitis karena mereka masih tumbuh.
2. Skoliosis
Selanjutnya penyakit tulang
yang juga menyerang anak-anak ialah Skoliosis. Skoliosis merupakan kelainan
bentuk tulang punggung atau tulang belakang. Penderita skoliosis memiliki
tulang belakang yang melengkung dari sisi ke sisi. Lekukan tulang belakang
berukuran sekitar 10 derajat atau lebih. Jika tulang belakang melengkung dari
sisi ke sisi atau dalam bentuk "S" atau "C", maka individu
mungkin menderita skoliosis. Penyebab skoliosis sering kali tidak diketahui.
Seorang anak mungkin memiliki skoliosis sejak lahir dan ada pula yang
memilikinya di kemudian hari karena cedera, infeksi, atau tumor. Skoliosis
paling sering dialami oleh anak-anak berusia antara 10 hingga 18 tahun yang
cenderung menyerang perempuan daripada laki-laki. Penyebab umum skoliosis
berkisar antara cacat lahir, kelainan neurologis, hingga kondisi genetik.
Bentuk skoliosis yang paling umum muncul pada remaja. Ini dikenal sebagai
skoliosis idiopatik remaja. Ini dapat menyerang anak-anak sejak usia 10 tahun.
3. Osteogenesis
Imperfecta
Kelainan tulang
selanjutnya ialah Osteogenesis Imperfecta atau disebut juga OI. OI adalah
kelainan genetik yang mencegah tubuh membentuk tulang yang kuat. Penderita OI
mungkin memiliki tulang yang rentan patah. Ini karena OI menyebabkan cacat pada
gen yang memproduksi protein kolagen. Padahal kolagen memiliki peran penting
dalam pembentukan tulang. Penyakit ini juga disebut sebagai penyakit tulang
rapuh. Penyakit tulang rapuh dapat berkisar dari ringan hingga berat. Sebagian
besar kasus ringan, mengakibatkan beberapa patah tulang. Untuk kasus parah bisa
menyebabkan gangguan pendengaran, gagal, jantung, masalah medula spinalis,
cacat permanen.
4. Osteomielitis
Kelainan tulang terakhir
yang dapat di derita anak ialah Osteomielitis. Osteomielitis ialah infeksi dan
peradangan tulang atau sumsum tulang. Ini dapat terjadi jika infeksi bakteri
atau jamur memasuki jaringan tulang dari aliran darah, karena cedera atau
operasi. Ketika infeksi berkembang di dalam tulang, sistem kekebalan tubuh akan
mencoba membunuhnya. Neutrofil, sejenis sel darah putih, akan dikirim ke sumber
infeksi untuk membunuh bakteri atau jamur. Kerangka tubuh anak yang dipengaruhi
oleh penyakit ini mungkin sering mengalami nyeri tulang dan nyeri sendi di
sekujur tubuh. Tulang belakang yang lemah dapat menyebabkan tulang belakang
melengkung dan tulang yang menahan beban (seperti kaki) lebih rentan patah.
Itu dia beberapa penyakit
tulang yang dapat terjadi pada anak. Kita sebagai orang tua wajib waspada, jika
anak memiliki ciri-ciri kelainan seperti di atas, maka segera berkonsultasi
oada dokter ortopedi yang terpercaya.